Bagi pasangan suami-isteri, khususnya pada kaum wanita. Mungkinkah Anda masih mengingat pertama kali ketika selaput dara Anda pecah? Pecahnya selaput dara umumnya dapat terjadi lantaran adanya aktivitas seks ataupun karena trauma yang dialami oleh sejumlah wanita. Tentang pengalaman pertama kali ketika seorang wanita kehilangan keperawanannya. Pengalaman setiap individu umumnya berbeda-beda.
Bagaimana seorang wanita mendapati pengalaman akan rasa sakit yang dialaminya saat selaput dara pecah berbeda-beda, terdapat sejumlah wanita yang khawatir, takut dan cemas. Namun ada juga wanita yang dengan sikap tenang menghadapi pecahnya keperawanan yang dimilikinya tersebut.
Sejatinya adanya rasa khawatir dan takut saat berlangsungnya hubungan intim yang pertama kalinya merupakan hal yang wajar bagi setiap orang. Mungkin kebanyakan wanita menyimpulkan bahwa selaput dara yang dimilikinya dapat pecah atau robek jika dirinya telah terlibat dalam aktivitas seks atau hubungan intim dengan lawan jenis. Namun pada dasarnya pecahnya selaput dara pada wanita bukan hanya disebabkan oleh berlangsungnya proses penetrasi yang dilangsungkan.
Menurut salah satu situs kedokteran di luar negri menjelaskan bahwa setiap wanita akan kehilangan selaput dara yang dimilikinya lantaran adanya pertambahan usia yang didapatnya. Dapat disimpulkan atau disederhanakan bahwa seiring bertambahnya usia pada wanita, maka lambat laun selaput dara yang dimilikinya akan hilang dengan sendirinya. Hal inilah yang pada akhirnya mengakibatkan sejumlah wanita tidak mengalami pendarahan saat pertama kali terlibat dalam aktivitas seks atau hubungan intim.
Adanya rasa sakit disertai keluarnya darah saat seorang wanita terlibat dalam aktivitas seks yang pertama kalinya dipengaruhi oleh bentuk pada selaput dara yang dimilikinya. Umumnya setiap wanita memiliki beberapa bentuk yang berbeda pada selaput dara yang dimilikinya tersebut. Sebagian wanita mungkin memiliki bentuk selaput dara dengan sebagian besar selaput dara tersebut menghalangi atau menutupi liang atau lubang daerah keintiman wanita.
Lain halnya dengan yang disebutkan di atas, sejumlah wanita terkadang juga memiliki bentuk selaput dara yang menyerupai sabit dan terletak di samping liang daerah kewanitaan. Dengan adanya perbedaan akan bentuk pada selaput dara inilah yang pada akhirnya akan memberikan sebuah pengalaman yang berbeda-beda pada setiap wanita ketika mereka terlibat dalam aktivitas seks atau hubungan intim.
Bagi sebagian besar pria, kebanyakan dari mereka terlalu cepat dalam menyimpulkan bahwa keperawanan seorang wanita dapat diidentifikasi dari keberadaan selaput dara pada pasangannya saat melangsungkan hubungan suami istri yang pertama kalinya. Sederhananya, jika seorang wanita terlibat dalam hubungan intim untuk yang pertama kalinya, maka dimungkinkan bahwa mereka yang masih perawan akan mengeluarkan daerah sebagai pertanda akan keberadaan selaput dara.
Umumnya kesimpulan yang diutarakan oleh kebanyakan pria tersebut belum tentu benar. Hal ini justru akan mempengaruhi hubungan Anda dengan pasangan. Menyimpulkan hal yang demikian kepada seorang wanita merupakan suatu hal yang sama halnya dengan menghakimi seorang wanita dengan tanpa adanya bukti. Adanya darah yang keluar maupun tidak adanya darah yang keluar saat melangsungkan hubungan intim yang pertama kalinya selalu dianggap sebagai hal penting bagi kaum pria.
Menyimpulkan seseorang sedemikian rupa, terlebih itu adalah pasangan Anda justru akan merenggangkan hubungan Anda dengan pasangan Anda. Bentuk selaput dara yang berbeda-beda yang dimiliki oleh setiap wanita lah yang melatarbelakangi terjadinya hal ini. Meskipun seorang wanita tidak mengeluarkan darah ketika pertama kalinya melangsungkan hubungan intim, namun adanya rasa sakit saat berlangsungnya penetrasi masih dirasakan, adapun rasa sakit tersebut juga memberikan pertanda bahwa mereka masih perawan.
Kebanyakan mereka yang masih perawan akan merasakan rasa sakit saat berlangsungnya hubungan intim yang pertama kali dilakukannya. Meskipun tidak adanya darah yang keluar, namun rasa sakit yang dirasakan tersebut sudah cukup memberikan bukti yang kuat bahwa pasangan Anda masih perawan. Rasa sakit tersebut dapat terjadi lantaran otot-otot pada daerah kewanitaan belum pernah dimasuki oleh benda asing apapun yang pada akhirnya menyebabkan adanya kejutan pada vagina tersebut. Dikarenakan hal tersebutlah, maka tidak heran jika ada rasa sakit yang dirasakan ketika seorang wanita terlibat diri dalam aktivitas seks.
Kecemasan, ketakutan dan kekhawatiran sebelum melangsungkan hubungan intim dengan lawan jenis memang menjadi bumbu panas bagi kehidupan seks pada masing-masing individu. Pada wanita, khawatir dan takut lantaran mendapati rasa sakti memang merupakan hal yang wajar. Namun tidak semestinya setiap wanita mengkhawatirkan dan menakutkan rasa sakit tersebut, sebab adanya rasa sakit yang dirasakan tersebut perlahan akan hilang dan bergantikan dengan rasa kebahagiaan dan kenikmatan yang diperoleh.
Semoga artikel bagaimana rasa sakit saat selaput dara pecah bisa menjawab rasa penasaran dan keraguan Anda dalam berhubungan seks bersama suami tercinta. Jangan lupa share!
Komentar
Posting Komentar