Sebenarnya tidak hanya kamu, akupun ingin diperjuangkan.
***
“Jadi semua itu memang gak ada yang instan ya. Indonesia harus berjuang demi Kemerdekaannya. Nabi Muhamad SAW pun harus rela berdakwah sembunyi-sembunyi demi menyebarkan ajaran Islam”, batinku dalam hati ketika secara tidak sengaja aku membaca kirman-kiriman line yang muncul di timeline.
Lineee...
“Aah, siapa sih ini ngeline tengah malam. Gak tau orang lagi asyik baca biar bisa tidur”, gerutuku dalam hati.
Dengan malas mau tidak mau aku pindahkan tab timelineku ke tab obrolan.
Oh, Mas Bayu. Ada apa dia ngeline tengah malem begini.
“ Dhel, gue butuh bantuan lo. Lo kan deket tuh sama si Desva. Tanyain dia sekarang lagi suka sama siapa? Semingguan ini gue gak bisa tidur mikirin dia. Bantu gue plis dhel “
Yah, orang jatuh cinta memang susah dimengerti. Gak tau waktu, tempat, dan situasi. Sebenarnya bukan hanya Mas Bayu yang sedang mengalami hal demikian. Akupun mengalami hal serupa yang dialami Mas Bayu. Tepat seminggu setelah aku memutuskan untuk perlahan menjauh dan melupakannya, seminggu itu juga bukan rasa tenang yang kudapatkan tetapi rasa sakit. Iya, aku tersiksa karena perbuatanku sendiri. Kenapa kamu bisa membuatku setersiksa ini Aldo?
“ Iya mas, nanti gue kepoin deh Si Desva. Besok gue kerkel sama doi “
Send
***
Hujan
Siang itu hujan begitu senang menurunkan airnya, aku sengaja memilih tempat duduk di dekat kaca di salah satu Cafe yang didominasi oleh warna biru. Iya, aku senang sekali melihat hujan turun. Seakan ia mewakili kesedihanku siang itu.
Desva yang duduk disampingku menoleh lalu menatapku, “Dhel, lo kenapa diem aja? Gue pengen minta bantuan nih.”
Aku masih terdiam, masih mengagumi hujan atau ah sudahlah...
“ Dhel, lo denger gue gak sih? Halooo, Adhelia Hermawati? “
“ Eh iya va, ada apa? “
“ Lo tuh lagi demen ama hujan atau kenapa sih dari tadi diem aja? Gue mau minta bantuan nih. Tiap Malem gue masa mikirin Mas Bayu, kakak kelas SMP lo itu. Jahatkan dia ganggu tidur malem gue “
Ah, orang-orang ini kenapa sih. Mereka udah sama-sama suka, sama-sama memikirkan satu dengan yang lain, sama-sama gak bisa tidur tiap malam, tapi kenapa mereka gak bisa ngomong sendiri sih? Kenapa rasanya susah banget buat ngomong, “Hei aku tiap malem mikirin kamu, aku suka sama kamu”. Apa mereka tidak tahu kalau cinta itu adalah perjuangan. Ini lucu banget, rasanya pengen ketawa sampai nangis. Mereka sudah sama –sama suka, apa yang harus dipermasalahkan lagi?
“ Terus gue bisa bantu apa va? “
“ Tanyain dong, dia lagi suka sama siapa dhel “
Rasanya pengen teriak di telinga Desva kalau, “MAS BAYU JUGA MIKIRIN LO VA. INI KENAPA KALIAN GAK SALING PEKA WOY !!!”
“ Dhel, lo kenapa jadi nangis dhel? “
Aku terdiam, rasanya beruntung sekali Desva suka sama orang yang tepat. Mas Bayu suka sama Desva, Desva juga suka sama Mas Bayu. Tinggal aku ngomong ke mereka urusanpun selesai. Dan aku? Ya, kenapa aku susah sekali untuk jujur dengan perasaanku sendiri ketika aku menyuruh orang lain jujur dengan perasaannya?
Mungkin ini semua karena ketakutanku, takut kalau memang Aldo masih belum bisa move on dari mantannya. Takut kalau aku tidak pantas untuk Aldo. Takut kalau Aldo tidak memiliki perasaan yang sama sepertiku. Dan takut kalau Aldo tidak ingin berjuang bersamaku
Aldo, kenapa aku harus jatuh kepadamu? Kenapa hatiku memilih kamu? Kenapa do?
Tapi aku tidak bisa tersiksa terus menerus seperti ini. Aku ingin sekali mengungkapkan perasaanku. Aku ingin sekali kamu mengetahui kalau aku selalu memperhatikanmu dalam diam , menyayangimu dalam keterbatasan, dan mencintaimu dalam ketersiksaan. Aku hanya memiliki dua pilihan bertahan dan menunggu ketidakpastian atau pergi dengan segala penyesalan.
“ Cinta adalah perjuangan va, perjuangin cinta lo. Lo gak akan tau Mas Bayu suka sama lo atau gak kalau lo egois gak bilang sama dia “
Dan,
Apakah aku sudah memperjuangkan cintaku?
Yah, aku terlalu takut untuk memperjuangkannya.
Takut memperjuangkan seorang diri.
Malang, 25 Maret 2016
Chat aja sudah tidak mood, ketemu semakin malas
Apa kata Tuhan aja wes :')
Komentar
Posting Komentar